A.
Latar Belakang
Perkembangan
perekonomian saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi di segala
bidang terutama bidang perdagangan yang mulai menawarkan produk investasi
seperti franchise, lisensi, dan lain-lain. Diantara sekian banyak produk
investasi yang ditawarkan, franchise merupakan salah satu alternatif investasi
yang dipilih karena proses pengoperasiannya yang mudah, dan sistem manajerial
yang sudah jelas serta sesuai dengan standar operasi yang telah dilaksanakan di
perusahaan secara umum.
Produk franchise yang ditawarakan antara lain dalam bidang kuliner, ritel, dan jasa. Dalam hal ini kami memngkhususkan diri pada produk franchise dalam bidang kuliner cepat saji.
Produk franchise yang ditawarakan antara lain dalam bidang kuliner, ritel, dan jasa. Dalam hal ini kami memngkhususkan diri pada produk franchise dalam bidang kuliner cepat saji.
Kehadiran
kuliner cepat saji langsung disukai oleh masyarakat karena cocok untuk gaya
hidup orang modern. Cara penyajiannya cepat sehingga semua orang bisa
menyantapnya sambil berdiri atau berjalan, bahkan sambil jalan – jalan di taman
kota. Pelayan yang ramah dan berpakaian rapih, pelayanan yang cepat, ruang
makan yang bersih dan nyaman, kualitas makanan yang terstandarisasi, manajemen
SDM yang baik serta lokasi usahanya yang strategis. Untuk makan, manusia
umumnya menginginkan semuanya serba praktis sehingga kita lebih memilih makan
makanan cepat saji. Disini saya ingin membahas salah satu gerai makan siap saji
yaitu “ Blenger Burger “.
B.
Strategi Pemasaran
Strategi
pemasaran merupakan rencana yang terpadu sebagai dasar tindakan yang
mengarahkan kegiatan pemasaran kepada pasar sasaran dengan mengembangkan
program pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Strategi pemasaran adalah
pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran,
alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan
kondisi persaingan.
Sebelum
suatu strategi pemasaran disusun, perusahaan harus siap dengan perencanaan
rincian dari bauran pemasarannya. Dalam studi kasus ini, strategi pemasaran
yang dilakukan menggunakan konsep bauran pemasaran 5P yaitu Produk (Product), Harga (Price), tempat atau Distribusi (Place), Promosi (Promotion), dan
Manusia (People). Strategi pemasaran yang sudah diterapkan oleh Blenger Burger
yaitu:
- Strategi pemasaran untuk produk yang dilakukan oleh Blenger Burger adalah dengan melakukan diferensiasi produk.
- Strategi pemasaran untuk harga, Blenger Burger menetapkan harga dengan dengan harga yang berlaku (going-rate pricing).
- Strategi pemasaran untuk promosi, bauran promosi yang dipakai adalah penjualan personal (personal selling) dan hubungan masyarakat yang didalamnya termasuk publisitas.
- Strategi pemasaran untuk distribusi yaitu dengan memakai saluran langsung dari produsen ke konsumen, delivery service, serta distribusi selektif yang membatasi jumlah outlet.
- Strategi pemasaran untuk manusia (pegawai) adalah dengan memberikan pelatihan dan training, serta kompensasi yang sesuai untuk pegawai.
Maka
didapatkan kesimpulan bahwa produk burger milik Blenger Burger berada dalam
tahap kedewasaan yang menurun. Karena itu alternatif strategi yang yang
disarankan yang sesuai dengan posisi produk pada saat ini diantaranya adalah
dengan modifikasi pasar, produk, dan bauran pemasaran. Modifikasi pasar
dilakukan untuk menambah jumlah konsumen, modifikasi produk dilakukan dengan mengubah
penampilan atau kemasan produk serta menambah menu makanan, modifikasi bauran
pemasaran dilakukan dengan mencakup modifikasi atas harga dan promosi.
Modifikasi harga dilakukan dengan cara menurunkan harga, sedangkan modifikasi
promosi dilakukan dengan mempergunakan strategi promosi lain seperti periklanan
serta promosi penjualan untuk membantu memperkenalkan produk.
C.
Perilaku Pasar
Perilaku
pasar adalah pola kebiasan pasar meliputi proses (mental) pengambilan keputusan
serta kegiatan fisik individual atau organisasional terhadap produk tertentu,
konsisten selama periode waktu tertentu. Kegiatan-kegiatan perilaku meliputi
tindakan penilaian, keyakinan, usaha memperoleh, pola penggunaan, maupun
penolakan suatu produk. Profil dan perilaku pasar tidaklah selamanya konstan,
selalu akan mengalami perubahan. Perilaku pasar kemarin berbeda dengan perilaku
pasar sekarang dan akan berbeda dengan perilaku pasar yang akan datang.
Seperti
halnya produk Blenger Burger, pada awal pembukaan ditahun 2003 dalam tempo
singkat produk Blenger Burger diserbu pembeli, bahkan sampai diantri setiap
hari. Padahal harga yang dipatok, lebih mahal dibanding burger jalanan yaitu Rp
9 ribu – 10 ribu. Dan pada tahun 2006, produk Blenger Burger sempat mengalami
masa sulit karena persaingan. Terdapat beberapa produk serupa meniru usaha
Blenger Burger, dan dengan adanya hal tersebut bisa mengecewakan pelanggan
karena konsumen berpikir itu adalah produk yang sama dengan Blenger Burger.
Tapi, si pemilik yakin pelanggan bisa merasakan mana yang benar – benar memiliki
kualitas. Akhirnya, si pemilik termotivasi untuk menambah inovasi baru terhadap
menu makanannya dengan membuat sosis sendiri. Ia mencari resep melalui internet
dan resep yang diambil berasal dari Jerman.
D.
Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen adalah proses dan aktifitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan
jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Untuk barang berharga jual rendah,
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah. Sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi, proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Contoh
perilaku konsumen masyarakat yang cenderung hedonik membuat makan dari luar
negara Indonesia diminati banyak orang. Dan banyak orang kian menuntut
kepraktisan dalam mengkonsumsi makanan. Dua contoh perilaku konsumen tersebut
yang membuat produk Blenger Burger dapat digemari oleh masyarakat atau
konsumen. Si pemilik melihat adanya celah dalam perilaku konsumen yang membuat dirinya
termotivasi untuk memperluas pasar produk Blenger Burgernya. Berawal dari 1
outlet yang berada tidak jauh dari rumahnya dan akhirnya menjadi 5 outlet yang
sekarang tersebar didaerah Jakarta Selatan dan Tangerang.
E.
Pengaruh Budaya
Masyarakat dunia yang hidup pada zaman sekarang tak terlepas dari adanya
globalisasi. Globalisasi merupakan suatu proses berkembangnya era baru dalam
hal kebudayaan masyarakat yang baru. Globalisasi membawa banyak dampak, terutama untuk Indonesia. Salah satu dampak dari globalisasi bagi
Indonesia ialah masuknya berbagai macam kebudayaan asing ke Indonesia. Dan
tentunya dengan masuknya budaya-budaya asing tersebut membawa perubahan dalam
kehidupan masyarakat di Indonesia. Contoh dari perubahan tersebut misalnya masyarakat yang lebih memilih memakan makanan luar negeri/makanan luar
negeri dibanding dengan memakan makanan dari negaranya sendiri.
Makanan merupakan hal pokok yang dibutuhkan masyarakat, karena dengan adanya
makanan, manusia dapat mempertahankan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan
tesebut masyarakat berlomba-lomba membeli berbagai macam produk makanan.
Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi. Namun, ada juga yang
berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum disajikan harus
diolah terlebih dahulu, dan prosesnya membutuhkan waktu yang lama. Dengan
adanya globalisasi kebanyakan orang mulai cenderung beralih mengonsumsi makanan
yang cepat saji. Saat ini kita sering menjumpai beberapa produk makanan dan
minuman cepat saji yang berasal dari luar negeri. Makanan luar negeri adalah
segala sesuatu yang dapat dimakan yang bukan berasal dari lingkungan itu
sendiri. Berbagai produk makanan tersebut seakan-akan telah menyingkirkan makanan
asli buatan Indonesia. Fastfood banyak digemari orang sehingga
fastfood dapat dikatakan sebagai salah satu budaya populer.
Fastfood merupakan makanan yang berasal dari budaya asing yang telah
diadopsi oleh masyarakat Indonesia menjadi sebuah lifestyle. Hal ini
memperlihatkan munculnya budaya baru yaitu memakan fastfood.
Munculnya budaya
baru tersebut yang menggagaskan ide kepada pemilik produk Blenger Burger untuk
membuat suatu usaha makanan cepat saji yang sudah tidak asing bagi para konsumen
di Indonesia. Buat si pemilik dalam menjalani usaha makanan cepat saji seperti
Blenger Burger tidak perlu memperkenalkan lagi produk yang dijualnya, hanya
saja tinggal membuat resep yang berbeda dari produk lain agar produknya bisa
lebih digemari daripada produk lainnya. Karena produk makanan cepat saji
seperti itu sudah banyak dikenal oleh masyarakat, pada umumnya oleh masyarakat
perkotaan yang sudah berubah gaya hidupnya dikarenakan dampak dari budaya –
budaya asing yang masuk ke negara ini.
F. Kebijakan
Pemerintah
Dalam
upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat tidak
hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan
mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran pasar) merupakan hal yang
bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya. Pemerintah
sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi
penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan
distribusi.
Pembangunan
ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah baik
secara langsung maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam
perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure)
seperti kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta
contohnya pencemaran lingkungan. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa
keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi
penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang
melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar
saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin
efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah
mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.
Contohnya
seperti pemilik Blenger Burger bahan baku seperti daging, harganya melambung
tinggi. Akibat kebijakan pemerintah mengurangi impor, stok daging menjadi
langka dan harganya pun mahal di pasaran. Harga bahan baku sayuran juga naik.
Bawang bombai, misalnya. Dua tahun lalu harga bawang bombai satu bal ukuran 20
kg hanya Rp 80.000. Kini harganya Rp 400.000 per bal. Untuk mengantisipasi
risiko itu, pemilik Blenger Burger bilang, pelaku usaha harus menekan margin
agar tetap bisa bertahan. Kalau menaikkan harga di luar kemampuan konsumen,
dampaknya dagangan tidak laku. Yang terpenting dalam menjalankan usaha adalah
bagaimana cara pandang Anda terhadap konsumen.
G.
Contoh Usaha Ekonomi Mikro
Semua
orang Jakarta terutama kalangan menengah, mengenal nama Burger Blenger. Namanya
memang unik, blenger berarti edan, sesuatu yang di luar kebiasaan atau
mendekati gila. Sesuai namanya, rasa Blenger memang blenger. Ukurannya di luar
kebiasaan, jauh lebih besar dibanding burger kebanyakan sehingga bisa bikin
konsumen blenger. Setidaknya itulah pengakuan para penggila Blenger Burger,
yang rela antri setiap hari untuk mendapatkan beberapa potong burger.
Siapa
sebenarnya Burger Blenger ini? Ternyata mereka bukan berasal dari perusahaan
besar, melainkan berawal dari usaha mandiri Erik Kadarman Subarna, seorang
mantan karyawan Grup Bakrie. Dia seorang ahli IT, tapi hobi kuliner.
Kemampuannya membuat burger diperoleh ketika dia kuliah di Amerika Serikat.
Dengan coba-coba resep dan berkali-kali trial and error, Erik berhasil membuat
burger yang disebutnya blenger.
Tahun
2003 lalu, Erik memberanikan diri membuka usaha burger di kawasan Bintaro
Jakarta Selatan, dengan modal Rp 7 juta. Impian Erik dan keluarganya untuk
hidup lebih baik, memberikan dorongan kuat kepada mereka untuk membuka usaha
ini. Hasilnya di luar dugaan. Dalam tempo singkat, Burger Blenger Bintaro
diserbu pembeli, bahkan sampai diantri setiap hari. Padahal harga yang dipatok,
lebih mahal dibanding burger jalanan yaitu Rp 9 ribu – 10 ribu.
Keberhasilan
di Bintaro membuat Erik lebih serius menggarap bisnisnya, dan membuka cabang
baru di Blok M, Jakarta Selatan. Sama seperti di Bintaro, gerai barunya inipun
menjadi serbuan konsumen. Banyak konsumen yang harus gigit jari tidak kebagian.
Akibatnya, Burger Blenger menjadi buah bibir dan diliput berbagai media massa.
Bahkan, harian Kompas beberapa kali menampilkan sosok Burger Blenger yang
dianggap fenomenal di kalangan menengah perkotaan.
Burger
ini memang fenomenal karena dari satu gerai saja, ribuan burger terjual dengan
cara diantri konsumen setiap hari. Konsumen sepertinya tidak bosan-bosan mengkonsumsi
burger yang satu ini. Dihitung-hitung, tidak kurang dari 5000 burger terjual
setiap hari. Dengan harga per potong Rp 10 ribu, maka omzet Burger Blenger
mencapai Rp 50 juta per hari, atau Rp 1,5 miliar per bulan. Belum termasuk
penjualan menu lainnya seperti minuman. Dasyat untuk ukuran burger lokal
jalanan.
Melihat
perkembangan yang pesat itu, Erik menawarkan Burger Blenger kepada investor
dengan sistem waralaba. Meski sempat gagal di awal karena beberapa investor
ingkar, Burger Blenger tetap ditawarkan secara waralaba sampai sekarang, bahkan
lebih serius lagi penggarapannya. Sejauh ini, Burger Blenger baru beredar di
Jakarta.
H.
Kesimpulan
Dalam
penguatan ekonomi mikro diperlukan adanya strategi pemasaran,
peranan perilaku pasar dan konsumen, pengaruh kebudayaan dan kebijakan
pemerintah. Sedangkan strategi pemasaran itu sendiri adalah
pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran,
alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan
kondisi persaingan. Didalam
Strategi pemasaran ekonomi mikro ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat. Selain
itu didalam ekonomi mikro peranan perilaku pasar dan perilaku konsumen
sangatlah penting untuk membuat pelaku – pelaku produsen menjadi lebih kreatif
dan inovatif dalam menjalankan usahanya. Agar pasar antara produsen dan
konsumen tetap terjaga sampai masa yang akan datang. Serta budaya dan kebijakan
pemerintah sangat berpengaruh dalam penguatan ekonomi mikro. Budaya dan
kebijakan adalah sebagai pintu dari terjadinya mikro ekonomi, sebagaimana
pengaruh budaya dan kebijakan pemerintah akan membuka dan memberi batasan dalam
berjalannya suatu proses ekonomi mikro.
REFERENSI :
- http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123082-SK-001%202008%20Ira%20a-Analisis%20tanggapan-Pendahuluan.pdf
- http://wisbenbae.blogspot.com/2010/10/sejarah-blenger-burger.html
- http://core.ac.uk/display/12148225
- http://id.scribd.com/doc/230240353/Risiko-Usaha-Blenger-Burger#scribd
- http://economy.okezone.com/read/2011/04/24/320/449280/mengintip-kisah-sukses-burger-blenger
Cukup bagus.... Artikelnya
BalasHapus