Jumat, 04 Desember 2015

STRATEGI PENGUATAN MIKRO EKONOMI


A.    Latar Belakang

Perkembangan perekonomian saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi di segala bidang terutama bidang perdagangan yang mulai menawarkan produk investasi seperti franchise, lisensi, dan lain-lain. Diantara sekian banyak produk investasi yang ditawarkan, franchise merupakan salah satu alternatif investasi yang dipilih karena proses pengoperasiannya yang mudah, dan sistem manajerial yang sudah jelas serta sesuai dengan standar operasi yang telah dilaksanakan di perusahaan secara umum.
Produk franchise yang ditawarakan antara lain dalam bidang kuliner, ritel, dan jasa. Dalam hal ini kami memngkhususkan diri pada produk franchise dalam bidang kuliner cepat saji.
Kehadiran kuliner cepat saji langsung disukai oleh masyarakat karena cocok untuk gaya hidup orang modern. Cara penyajiannya cepat sehingga semua orang bisa menyantapnya sambil berdiri atau berjalan, bahkan sambil jalan – jalan di taman kota. Pelayan yang ramah dan berpakaian rapih, pelayanan yang cepat, ruang makan yang bersih dan nyaman, kualitas makanan yang terstandarisasi, manajemen SDM yang baik serta lokasi usahanya yang strategis. Untuk makan, manusia umumnya menginginkan semuanya serba praktis sehingga kita lebih memilih makan makanan cepat saji. Disini saya ingin membahas salah satu gerai makan siap saji yaitu “ Blenger Burger “.

B.     Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan rencana yang terpadu sebagai dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan pemasaran kepada pasar sasaran dengan mengembangkan program pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.
Sebelum suatu strategi pemasaran disusun, perusahaan harus siap dengan perencanaan rincian dari bauran pemasarannya. Dalam studi kasus ini, strategi pemasaran yang dilakukan menggunakan konsep bauran pemasaran 5P yaitu Produk (Product), Harga (Price), tempat atau Distribusi (Place), Promosi (Promotion), dan Manusia (People). Strategi pemasaran yang sudah diterapkan oleh Blenger Burger yaitu:
  • Strategi pemasaran untuk produk yang dilakukan oleh Blenger Burger adalah dengan melakukan diferensiasi produk. 
  • Strategi pemasaran untuk harga, Blenger Burger menetapkan harga dengan dengan harga yang berlaku (going-rate pricing). 
  • Strategi pemasaran untuk promosi, bauran promosi yang dipakai adalah penjualan personal (personal selling) dan hubungan masyarakat yang didalamnya termasuk publisitas.
  • Strategi pemasaran untuk distribusi yaitu dengan memakai saluran langsung dari produsen ke konsumen, delivery service, serta distribusi selektif yang membatasi jumlah outlet.
  • Strategi pemasaran untuk manusia (pegawai) adalah dengan memberikan pelatihan dan training, serta kompensasi yang sesuai untuk pegawai.

Maka didapatkan kesimpulan bahwa produk burger milik Blenger Burger berada dalam tahap kedewasaan yang menurun. Karena itu alternatif strategi yang yang disarankan yang sesuai dengan posisi produk pada saat ini diantaranya adalah dengan modifikasi pasar, produk, dan bauran pemasaran. Modifikasi pasar dilakukan untuk menambah jumlah konsumen, modifikasi produk dilakukan dengan mengubah penampilan atau kemasan produk serta menambah menu makanan, modifikasi bauran pemasaran dilakukan dengan mencakup modifikasi atas harga dan promosi. Modifikasi harga dilakukan dengan cara menurunkan harga, sedangkan modifikasi promosi dilakukan dengan mempergunakan strategi promosi lain seperti periklanan serta promosi penjualan untuk membantu memperkenalkan produk.

C.     Perilaku Pasar

Perilaku pasar adalah pola kebiasan pasar meliputi proses (mental) pengambilan keputusan serta kegiatan fisik individual atau organisasional terhadap produk tertentu, konsisten selama periode waktu tertentu. Kegiatan-kegiatan perilaku meliputi tindakan penilaian, keyakinan, usaha memperoleh, pola penggunaan, maupun penolakan suatu produk. Profil dan perilaku pasar tidaklah selamanya konstan, selalu akan mengalami perubahan. Perilaku pasar kemarin berbeda dengan perilaku pasar sekarang dan akan berbeda dengan perilaku pasar yang akan datang.
Seperti halnya produk Blenger Burger, pada awal pembukaan ditahun 2003 dalam tempo singkat produk Blenger Burger diserbu pembeli, bahkan sampai diantri setiap hari. Padahal harga yang dipatok, lebih mahal dibanding burger jalanan yaitu Rp 9 ribu – 10 ribu. Dan pada tahun 2006, produk Blenger Burger sempat mengalami masa sulit karena persaingan. Terdapat beberapa produk serupa meniru usaha Blenger Burger, dan dengan adanya hal tersebut bisa mengecewakan pelanggan karena konsumen berpikir itu adalah produk yang sama dengan Blenger Burger. Tapi, si pemilik yakin pelanggan bisa merasakan mana yang benar – benar memiliki kualitas. Akhirnya, si pemilik termotivasi untuk menambah inovasi baru terhadap menu makanannya dengan membuat sosis sendiri. Ia mencari resep melalui internet dan resep yang diambil berasal dari Jerman.

D.    Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktifitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Untuk barang berharga jual rendah, proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah. Sedangkan untuk barang berharga jual tinggi,  proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Contoh perilaku konsumen masyarakat yang cenderung hedonik membuat makan dari luar negara Indonesia diminati banyak orang. Dan banyak orang kian menuntut kepraktisan dalam mengkonsumsi makanan. Dua contoh perilaku konsumen tersebut yang membuat produk Blenger Burger dapat digemari oleh masyarakat atau konsumen. Si pemilik melihat adanya celah dalam perilaku konsumen yang membuat dirinya termotivasi untuk memperluas pasar produk Blenger Burgernya. Berawal dari 1 outlet yang berada tidak jauh dari rumahnya dan akhirnya menjadi 5 outlet yang sekarang tersebar didaerah Jakarta Selatan dan Tangerang.

E.     Pengaruh Budaya

Masyarakat dunia yang hidup pada zaman sekarang tak terlepas dari adanya globalisasi. Globalisasi merupakan suatu proses berkembangnya era baru dalam hal kebudayaan masyarakat yang baru. Globalisasi membawa banyak dampak, terutama untuk Indonesia. Salah satu dampak dari globalisasi bagi Indonesia ialah masuknya berbagai macam kebudayaan asing ke Indonesia. Dan tentunya dengan masuknya budaya-budaya asing tersebut membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Contoh dari perubahan tersebut misalnya masyarakat yang lebih memilih memakan makanan luar negeri/makanan luar negeri dibanding dengan memakan makanan dari negaranya sendiri.
Makanan merupakan hal pokok yang dibutuhkan masyarakat, karena dengan adanya makanan, manusia dapat mempertahankan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan tesebut masyarakat berlomba-lomba membeli berbagai macam produk makanan. Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi. Namun, ada juga yang berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum disajikan harus diolah terlebih dahulu, dan prosesnya membutuhkan waktu yang lama. Dengan adanya globalisasi kebanyakan orang mulai cenderung beralih mengonsumsi makanan yang cepat saji. Saat ini kita sering menjumpai beberapa produk makanan dan minuman cepat saji yang berasal dari luar negeri. Makanan luar negeri adalah segala sesuatu yang dapat dimakan yang bukan berasal dari lingkungan itu sendiri. Berbagai produk makanan tersebut seakan-akan telah menyingkirkan makanan asli buatan Indonesia. Fastfood banyak digemari orang sehingga fastfood dapat dikatakan sebagai salah satu budaya populer. Fastfood merupakan makanan yang berasal dari budaya asing yang telah diadopsi oleh masyarakat Indonesia menjadi sebuah lifestyle. Hal ini memperlihatkan munculnya budaya baru yaitu memakan fastfood.
Munculnya budaya baru tersebut yang menggagaskan ide kepada pemilik produk Blenger Burger untuk membuat suatu usaha makanan cepat saji yang sudah tidak asing bagi para konsumen di Indonesia. Buat si pemilik dalam menjalani usaha makanan cepat saji seperti Blenger Burger tidak perlu memperkenalkan lagi produk yang dijualnya, hanya saja tinggal membuat resep yang berbeda dari produk lain agar produknya bisa lebih digemari daripada produk lainnya. Karena produk makanan cepat saji seperti itu sudah banyak dikenal oleh masyarakat, pada umumnya oleh masyarakat perkotaan yang sudah berubah gaya hidupnya dikarenakan dampak dari budaya – budaya asing yang masuk ke negara ini.

F.      Kebijakan Pemerintah

Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi.
Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.
Contohnya seperti pemilik Blenger Burger bahan baku seperti daging, harganya melambung tinggi. Akibat kebijakan pemerintah mengurangi impor, stok daging menjadi langka dan harganya pun mahal di pasaran. Harga bahan baku sayuran juga naik. Bawang bombai, misalnya. Dua tahun lalu harga bawang bombai satu bal ukuran 20 kg hanya Rp 80.000. Kini harganya Rp 400.000 per bal. Untuk mengantisipasi risiko itu, pemilik Blenger Burger bilang, pelaku usaha harus menekan margin agar tetap bisa bertahan. Kalau menaikkan harga di luar kemampuan konsumen, dampaknya dagangan tidak laku. Yang terpenting dalam menjalankan usaha adalah bagaimana cara pandang Anda terhadap konsumen.

G.    Contoh Usaha Ekonomi Mikro

Semua orang Jakarta terutama kalangan menengah, mengenal nama Burger Blenger. Namanya memang unik, blenger berarti edan, sesuatu yang di luar kebiasaan atau mendekati gila. Sesuai namanya, rasa Blenger memang blenger. Ukurannya di luar kebiasaan, jauh lebih besar dibanding burger kebanyakan sehingga bisa bikin konsumen blenger. Setidaknya itulah pengakuan para penggila Blenger Burger, yang rela antri setiap hari untuk mendapatkan beberapa potong burger.
Siapa sebenarnya Burger Blenger ini? Ternyata mereka bukan berasal dari perusahaan besar, melainkan berawal dari usaha mandiri Erik Kadarman Subarna, seorang mantan karyawan Grup Bakrie. Dia seorang ahli IT, tapi hobi kuliner. Kemampuannya membuat burger diperoleh ketika dia kuliah di Amerika Serikat. Dengan coba-coba resep dan berkali-kali trial and error, Erik berhasil membuat burger yang disebutnya blenger.
Tahun 2003 lalu, Erik memberanikan diri membuka usaha burger di kawasan Bintaro Jakarta Selatan, dengan modal Rp 7 juta. Impian Erik dan keluarganya untuk hidup lebih baik, memberikan dorongan kuat kepada mereka untuk membuka usaha ini. Hasilnya di luar dugaan. Dalam tempo singkat, Burger Blenger Bintaro diserbu pembeli, bahkan sampai diantri setiap hari. Padahal harga yang dipatok, lebih mahal dibanding burger jalanan yaitu Rp 9 ribu – 10 ribu.
Keberhasilan di Bintaro membuat Erik lebih serius menggarap bisnisnya, dan membuka cabang baru di Blok M, Jakarta Selatan. Sama seperti di Bintaro, gerai barunya inipun menjadi serbuan konsumen. Banyak konsumen yang harus gigit jari tidak kebagian. Akibatnya, Burger Blenger menjadi buah bibir dan diliput berbagai media massa. Bahkan, harian Kompas beberapa kali menampilkan sosok Burger Blenger yang dianggap fenomenal di kalangan menengah perkotaan.
Burger ini memang fenomenal karena dari satu gerai saja, ribuan burger terjual dengan cara diantri konsumen setiap hari. Konsumen sepertinya tidak bosan-bosan mengkonsumsi burger yang satu ini. Dihitung-hitung, tidak kurang dari 5000 burger terjual setiap hari. Dengan harga per potong Rp 10 ribu, maka omzet Burger Blenger mencapai Rp 50 juta per hari, atau Rp 1,5 miliar per bulan. Belum termasuk penjualan menu lainnya seperti minuman. Dasyat untuk ukuran burger lokal jalanan.
Melihat perkembangan yang pesat itu, Erik menawarkan Burger Blenger kepada investor dengan sistem waralaba. Meski sempat gagal di awal karena beberapa investor ingkar, Burger Blenger tetap ditawarkan secara waralaba sampai sekarang, bahkan lebih serius lagi penggarapannya. Sejauh ini, Burger Blenger baru beredar di Jakarta.

H.    Kesimpulan

Dalam penguatan ekonomi mikro diperlukan adanya strategi pemasaran, peranan perilaku pasar dan konsumen, pengaruh kebudayaan dan kebijakan pemerintah. Sedangkan strategi pemasaran itu sendiri adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Didalam Strategi pemasaran ekonomi mikro ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat. Selain itu didalam ekonomi mikro peranan perilaku pasar dan perilaku konsumen sangatlah penting untuk membuat pelaku – pelaku produsen menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan usahanya. Agar pasar antara produsen dan konsumen tetap terjaga sampai masa yang akan datang. Serta budaya dan kebijakan pemerintah sangat berpengaruh dalam penguatan ekonomi mikro. Budaya dan kebijakan adalah sebagai pintu dari terjadinya mikro ekonomi, sebagaimana pengaruh budaya dan kebijakan pemerintah akan membuka dan memberi batasan dalam berjalannya suatu proses ekonomi mikro.


REFERENSI :

  • http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123082-SK-001%202008%20Ira%20a-Analisis%20tanggapan-Pendahuluan.pdf
  • http://wisbenbae.blogspot.com/2010/10/sejarah-blenger-burger.html
  • http://core.ac.uk/display/12148225
  • http://id.scribd.com/doc/230240353/Risiko-Usaha-Blenger-Burger#scribd
  • http://economy.okezone.com/read/2011/04/24/320/449280/mengintip-kisah-sukses-burger-blenger 

1 komentar: